Saat mulai pusing dan berkunang-kunang, saya coba menelfon Abenk yang sedang pergi ke barbershop dekat rumah. Dua kali menelfon nggak diangkat, saya coba terus sampai akhirnya saya merasa hopeless. Akhirnya saya mulai muntah lendir, sedikiiiit banget. Masih terus berjuang menahan mual dan pusing, saya juga terus bersendawa. Tanpa disadari saya meneteskan air mata.
Sambil terus mencoba menelfon Abenk, saya langsung menelfon ibu saya untuk datang ke rumah. Begitu mendengar suara tangisan saya, ibu saya langsung tau kalau saya sakit. Saya harus menelfon ibu saya karena di rumah nggak ada orang saat itu. Pasalnya, Aura mengikuti saya ke kamar mandi dan sibuk main sendiri. Sesekali ia menghampiri saya sambil merengek-rengek minta menyusu. Saya mengusap perut saya yang sangat keras. Nggak lama saya mulai muntah lagi, kali ini semua makanan yang saya makan keluar semua.
Rasanya lebih lega, tapi perut rasanya masih amburadul. Kaki saya terasa seperti jelly, lemas dan nggak kuat menahan tubuh. Pandangan saya makin kabur. Sesekali saya membuka mata untuk melihat keadaan Aura, ia sedang sibuk main dengan botol-botol sabun di bawah shower. Saya duduk lemas di depan kloset sambil menunggu suami atau mama yang datang. Rasanya waktu lamaaa sekali. Saya menangis di depan kloset, nggak kuat menahan apa yang sedang dialami saat itu.
Nggak lama kemudian Abenk ternyata menelfon, suaranya panik saat mendengar suara saya yang lemas. Abenk masih stuck di jalan karena kondisi jalanan yang macet (maklum hari Jum'at).
Saya semakin merasa lemas, lalu saya mengambil baju dari cucian kotor untuk menopang kepala saya. Aura datang menghampiri dan menarik-narik daster yang saya pakai. Ekspresinya mulai 'protes', tanda ia mulai mengantuk dan ingin menyusu. Saya membuka kancing daster sambil tidur di lantai. Rasanya sunyi sekali. Saya bisa merasakan lantai kamar mandi yang dingin, kaki saya juga rasanya mulai menggigil. Saya benar-benar terbaring lemas, bahkan membuka mata saja tidak kuat.
Saya ingat, Aura menarik-narik rambut saya sambil tertawa. Sesekali ia mencoba membuka bibir saya dengan jari kecilnya. Ia tertawa lagi, ia pikir saya sedang pura-pura tidur.
Nggak lama ibu saya datang, "Andra? Andra?"
Saya nggak kuat menjawab, rasanya ingin berteriak tapi nggak ada suara sedikit pun yang keluar dari mulut saya. Ibu saya berjalan keluar kamar untuk mencari saya di kamar lain, tapi Aura tiba-tiba tertawa dan ibu saya masuk ke kamar mandi.
Nah kata Mama, saya sudah tergeletak dan harus dibopong ke tempat tidur. Untungnya Mama datang bersama adik perempuan saya, yang akhirnya bergantian menjaga saya dan Aura. Tak lama kemudian Abenk datang dan saya buru-buru dibawa ke UGD.
Masalahnya, rumah kami terdiri dari 3 lantai dan Abenk akhirnya menggendong saya dari lantai 3 ke lantai dasar. Selama digendong saya meronta-ronta karena perut saya yang rasanya kacau balau, Abenk pun nafasnya ngos-ngosan banget.
Selama perjalanan dari rumah ke RS Pondok Indah, saya muntah lagi di jalan. Ternyata saya belum enakan juga. Sampai UGD saya kembali dibopong, karena nggak kuat buka mata dan berjalan. Dokter jaga sempat nanya, "Lagi hamil ya?"
Dalam hati gue, hamil dari mana sih.. Ada-ada aja pertanyaannya. Buat perempuan yang sudah tidak punya tuba falopi dan tidak bisa hamil dengan alami seperti saya, pertanyaan itu sangat sensitif hehe. Dokternya nanya lagi, "Yakin?"
Akhirnya saya diinfus dengan cairan elektrolit selama sekitar 2,5 jam sampai akhirnya diperbolehkan pulang. Dokter jaga sempat bilang ke Abenk kalau saya terkena infeksi bakteri dan kemungkinan, kecapekan. Saya juga bingung sih, kecapean dari mana?Nah disitu saya baru ingat kalau dua hari belakangan, saya telat makan siang selama dua hari berturut-turut. Mungkin saja masuk angin yang parah banget, mungkin juga memang benar infeksi. Intinya sih, saya lagi kurang beruntung aja sampai tumbang begitu hihihi.
Sebelum pulang, Abenk mengusap rambut saya. Perkataannya membekas sampai sekarang di hati saya.
"Aku nih dari sejak nikah sama kamu, ngeliat kamu kayak begini terus di rumah sakit. Aku jadi inget masa-masa perjuangan waktu di Penang."
Saya tersenyum.
Iya ya, Abenk kurang sabar apa coba, nemenin saya dari tahun ke tahun.. Dari dokter satu ke dokter lainnya.. Gonta-ganti rumah sakit.. Ngeliat saya terbaring di tempat tidur RS hehe. Masa-masa perjuangan itu justru membuat kami menghargai satu sama lain dan sangat bersyukur karena bisa berjuang bersama.
***
Sebelum pulang ke rumah, kami menjemput Aura Suri yang dititipkan di rumah Mama. Waktu itu sudah jam 2 pagi, untung kami dapat driver Uber yang sabar sekali. Sampai rumah, asisten rumah tangga kami juga masih terbangun dan membukakan pintu.
Fiuh, malam yang panjang bagi saya. Pengalaman ini cukup aneh dan saya sendiri masih terheran-heran sampai sekarang.
Esok paginya, saya bedrest total di rumah. Abenk yang gantian jaga Aura seharian, keluarga saya bergantian datang untuk menjenguk dan membawakan makanan. Saya nggak nafsu makan, tapi harus makan karena masih menyusui, takut ASInya kurang cukup kalau nggak makan.
Abenk juga beberapa kali nanya, "Kamu lagi mikirin apa sih? Kamu lagi stres ya?"
Tapi anehnya, saya lagi nggak mikirin apa-apa loh. Hidup saya lagi berjalan dengan tenang dan nggak ada satu hal yang mengganggu pikiran saya belakangan ini.
Alhamdulillah, 3 hari setelah kejadian malam itu.. Saya merasa lebih segar dan sehat. Cuma masih takut kecapean dan telat makan (amit-amit!). Walaupun saya sudah berusaha semaksimal mungkin menjaga kesehatan saya, pasti ada aja hal-hal yang skip sampai akhirnya saya bisa tumbang seperti kemarin. Saya rutin olahraga, jarang jajan di luar, selalu peduli dengan asupan yang saya makan, tapi tetap aja kalau urusan telat makan.. Yahhh udah deh bubar ;p
Teman-teman saya pun bergantian mengirim pesan lewat WhatsApp dan bercerita bahwa salah satu anggota keluarganya habis di opname lah, kena demam berdarah lah, habis muntah-muntah juga lah. Saya langsung berdoa supaya semua orang yang saya kenal sehat walafiat, dan semoga semuanya dalam lindungan Tuhan YME.
Ok, begitu lah cerita minggu ini. Lumayan panjang dan drama, tapi saya akan ingat seumur hidup kayaknya hehehe. Stay healthy everyone! Thanks for reading and thanks for your lovely comments! :)



No comments:
Post a Comment