Tuesday, September 27, 2016

DOWNSIZING MY WARDROBE #2 + LESSON LEARNED

Ternyata memilah-milah pakaian yang mana yang mau disimpan dan mana yang ingin dikeluarkan dari rumah, berlanjut hingga hari ini. Saya ingin sekali memiliki barang-barang yang memang mencerminkan diri saya di rumah, bukan hanya sekedar barang yang terlalu sayang dibuang yang sebenarnya bahkan bukan 'Andra' banget.

Setelah baca blognya Cait Flanders yang bercerita perubahan hidupnya dari penuh hutang hingga akhirnya bisa menghargai hidup yang lebih mindful dan sederhana, saya langsung beberes barang-barang saya yang tersisa dari jaman sebelum menikah hingga sebelum punya anak. Memang Alam Semesta mendukung, tiba-tiba saya ditawari untuk titip jual baju-baju saya di Tinkerlust (baju-baju preloved saya akan di update setiap minggu, jadi tungguin ya!).

Tumpukan baju yang berhasil dikeluarkan dari rumah saya.


Tinkerlust adalah marketplace untuk barang-barang pre-loved yang stylish, siapa pun boleh ikutan titip jual lho!

Selama 2-3 hari setelah penawaran tersebut datang, saya langsung ngeluarin baju-baju yang kondisinya masih sangat bagus untuk dijual lagi di Tinkerlust. Alhasil, ada sekitar 40-50 baju yang nantinya akan dijual! Sisa baju-baju lainnya, saya pisahkan di kantong lain untuk disumbangkan dan diberikan untuk asisten rumah tangga keluarga saya.

Read more: Becoming Minimalist

Yang namanya lega tuh, LEGA BANGET! Ternyata memiliki too much stuff memang bisa memicu stres, udah gitu rumah jadi numpuk berantakan karena terlalu sayang dengan barang-barang tersebut.

Saya sering sekali pergi ke acara-acara mengenakan outerwear dari ATS The Label ini.


Selama empat bulan terakhir menerapkan minimalist wardrobe, banyak hal-hal yang saya pelajari:
  • Hemat waktu, karena waktu untuk menentukan pilihan pakaian setiap pagi jadi semakin singkat.
  • Saya suka sekali dengan koleksi pakaian saya. Walaupun sekilas pakaian yang saya miliki hanya itu-itu saja, tapi saya sangat menyukainya. Semuanya menggambarkan kepribadian dan gaya sehari-hari saya.
  • Kamar lebih rapih. Hingga saat ini saya belum memiliki lemari pakaian, jadi pakaian saya hanya digantung di rak (untuk baju pergi) dan pakaian untuk tidur dan olahraga disimpan di satu laci berukuran sedang.
  • Bukan hanya hemat waktu dalam memilih 'pakai baju apa ya hari ini?', tapi saya juga menghemat waktu bersih-bersih.
  • Rumah lebih rapi, hati juga lebih lega dan bahagia.
  • Saya jadi lebih kreatif untuk mix and match dengan pakaian maupun aksesoris-aksesoris yang saya miliki.
  • Keinginan untuk berbelanja sudah mulai berkurang, JAUH!
  • Saat ingin sekali berbelanja, saya melakukan dua hal. Pertama, saya tetap membuka-buka online shop favorit hanya sekedar cuci mata. Kedua, saya mengalihkan atensi pada hal-hal lain, seperti beraktifitas, berolahraga, masak, membuat teh, membaca buku, bahkan memesan terapis pijat.
  • Saya lebih fokus dan lebih mindful dalam melakukan sesuatu. Hal-halnya yang sifatnya materi mulai pudar, sehingga saya lebih fokus pada hal-hal yang sifatnya lebih ke pengalaman.

Saya berencana untuk decluttering atau beres-beres lagi dalam waktu 1-2 bulan ke depan. Ingin sekali rasanya melihat isi rumah yang barang-barangnya sangat mencerminkan saya dan keluarga kecil saya.

Sejauh ini, paling susah saat mengeluarkan sepatu-sepatu karena saya cukup susah mendapatkan sepatu yang sangat nyaman. Sisanya cukup mudah untuk dikeluarkan dari rumah hehehe. Bagaimana dengan teman-teman lainnya? Sudah berhasil downsizing belum? :)

Read more: Downsizing My Wardrobe

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

No comments:

Post a Comment