Sunday, August 28, 2016

MY FINANCIAL JOURNEY #3

Siapa yang sebelum tengah bulan tapi gajinya sudah habis terpakai? Ayo, angkat tangan! Hehehe tenang aja, saya juga gitu kok. Tapi itu dulu! Sekarang sih nggak mau deh sampai bokek-bokek lagi.

Hampir sepuluh tahun sudah saya menjalani hari-hari sebagai freelancer atau pekerja lepas. Saya bekerja dengan passion dan dapat mengatur jadwal saya sendiri. Bahkan ketika menjadi seorang ibu, saya benar-benar kerja di rumah sambil mengurus Aura Suri dan suami. Saya hanya bekerja 3-4 jam dalam sehari setelah memiliki anak, akhir pekan pun terkadang saya masih tetap bekerja. Walaupun pekerjaan saya rasanya seperti main-main, jalan-jalan dan senang-senang, itu pun karena saya sangat menyukai pekerjaan saya.

Selain bisa 'suka-suka' ngatur jadwal, pemasukan saya juga 'suka-suka' alias tidak ada pemasukan tetap per bulan. Ada bulan-bulan tertentu bisa nggak ada pemasukan sama sekali, ada bulan-bulan dimana pemasukan bisa masuk berlipat ganda hingga 2-3x lipat.

Sejauh ini kehidupan sebagai pekerja lepas SANGAT menyenangkan, saya nggak akan berhenti bersyukur akan hal tersebut. Hari demi hari, tahun demi tahun, tanpa sadar Alam Semesta mengajarkan saya tentang managemen keuangan dan mempertemukan saya dengan financial planner saya tahun lalu. Untuk cerita lengkapnya bisa baca part #1 dan part #2 ya :)

Ketika saya dan suami setuju menggunakan jasa financial planner selama 1 tahun, 6 bulan pertama berjalan begitu penuh suka duka. Berat? Iya. Kesel karena petty cash jadi pas-pasan? Iya. Sedih karena nggak bisa belanja? Iya.

Tapi.. Lama kelamaan saya merasa jauh lebih tenang, aman, bahagia karena dengan perjuangan dan perjalanan saya menuju kebebasan finansial pun mulai cerah. Saya jadi punya uang tabungan untuk macam-macam, bahkan saya punya uang liburan yang bisa saya pakai kapan pun saya mau.

Dibanding macet-macetan keluar rumah, saya lebih suka menonton film lewat aplikasi berbayar saat akhir pekan.


Jika dulu saya bisa menghabiskan seluruh pendapatan saya di pusat perbelanjaan dalam waktu 2 jam, sekarang jika ingin membeli sesuatu yang harganya IDR 100.000,- saja saya mikir panjangggggg banget. Butuh apa engga, butuh nggak? Beneran suka banget nggak? Akhirnya setiap akhir bulan baru deh saya beli sesuatu yang saya butuhkan.

***

Pendapatan harus bisa menutupi semua kebutuhan primer, ingat ya, kebutuhan primer loh bukan kebutuhan sekunder hihihi.

Alhasil, setelah gajian saya biasanya irit-irit. Bahkan kalau weekend jarang pergi ke pusat perbelanjaan. Eh, kalau kalian sering liat saya di mall, mungkin saya habis pulang dari gym. Intinya, sebisa mungkin irit, pakai uang secukupnya dan seperlunya saja.

Gajian? Katanya freelancer, tapi kok gajian?
Justru karena pendapatan saya yang tidak tetap, akhirnya saya menggaji diri saya sendiri. Dari semua pendapatan tiap bulan disimpan, baru digunakan setiap awal bulan tepatnya setiap tanggal 1. Dengan sistem gajian ini, saya dan juga suami justru jauh lebih bisa mengontrol diri. Nggak ada lagi tuh foya-foya habis gajian, atau benar-benar bokek saat tanggal tua. Semua pengeluaran juga sudah ada di pos masing-masing, asal disiplin, kami nggak pernah kekurangan dalam segi kebutuhan.

Read more: Time Management Tips for Work-at-Home Moms

Berikut adalah poin-poin yang saya pelajari dan alami dalam 3 bulan terakhir:
  • Saat semua orang menikmati pendapatannya saat baru gajian, saya membiasakan diri untuk lebih irit dan lebih memilih jika harus mengeluarkan uang untuk gaya hidup. Contoh #1:  memasak di rumah saat akhir pekan, tidak perlu ke restoran. Contoh #2: Nggak perlu beli baju baru, karena baju yang lama juga masih banyak.
  • Bisa dibilang, gaya hidup juga harus disesuaikan agar bisa memiliki kebebasan finansial. Sesuaikan dengan kemampuanmu, jangan terlalu terbuai dengan hal-hal tersebut.
  • Untuk makanan sehari-hari, saya memilih katering supaya di rumah selalu ada makanan dan menahan saya untuk pesan makanan dari luar. Bagi saya, katering jauh lebih irit waktu dan pengeluaran dibanding memasak. Untuk buah-buahan dan sayuran segar, saya tetap berbelanja setiap minggu di pasar/tukang buah.
  • Menabung adalah prioritas utama, bukan pilihan. Untuk hal lainnya, biasanya saya menggunakan uang-uang yang tersisa atau yang kelebihan dalam satu bulan. 
  • Untuk pekerja lepas seperti saya, lebih efektif dan praktis jika menjadwalkan satu hari khusus untuk meeting di luar rumah. Biasanya saya memilih satu lokasi untuk 2-3x meeting di tengah kota. Kalau dihitung-hitung dengan biaya transportasi seperti bensin dan parkir, jauh lebih praktis dibandingkan meeting setiap hari. 
  • Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Irit setelah gajian, justru bikin kita lebih tenang dan bahagia di tanggal tua!
  • Jika punya uang yang tersisa dari pos-pos pengeluaran, saya bisa membelanjakannya atau menabungnya lagi untuk liburan. Menyenangkan sekali karena saya bisa belajar melalui proses yang cukup panjang, dan akhirnya bisa puas dengan pengalaman sendiri.
Saya tidak punya latar belakang keuangan, managemen dan sebagainya. Saya juga bukan orang yang paling ahli dalam keuangan, asuransi dan sebagainya. Tapi lewat tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman, inspirasi dan motivasi selama perjalanan saya menuju kebebasan finansial. Saya yakin tulisan ini akan berguna untuk orang lain.

Buat teman-teman yang lain, apa ada update terbaru untuk memperbaiki finansial pribadimu atau keluarga? Sharing is caring! Thanks for reading :)

Read more: Downsizing My Wardrobe

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

No comments:

Post a Comment