Wednesday, August 31, 2016

EVERYDAY I GET BETTER

Mengawali sesuatu yang baru sangat sulit bagi saya. Perlu disiplin, komitmen, waktu dan dedikasi tinggi untuk menjalaninya.

Setahun belakangan ini saya sudah nggak pernah berolahraga lagi. Kendalanya adalah malas dan tidak memprioritaskan olahraga. Selain itu, sewaktu tinggal di rumah mertua, tempat gym saya cukup jauh dan ini jadi pertimbangan cukup besar karena saya belum bisa meninggalkan Aura Suri terlalu lama hanya karena alasan untuk olahraga.

Makin kesini kok, ngerasanya badan lebih jompo dibandingkan dulu. Selain faktor umur (ehem!), salah satu faktor penyebabnya adalah saya tidak rutin berolahraga.

Aura semakin besar, beratnya nambah terus setiap kami konsultasi ke dokter.

Bahu, pinggang dan punggung lumayan kerasa kalau gendong Aura terlalu lama.

Akhirnya saya memutuskan untuk rajin olahraga lagi, mumpung rumah saya sekarang sudah sangat dekat dengan tempat gym. Selain demi tubuh lebih fit dan kuat, saya juga mencari waktu me-time saat berolahraga.

Sabtu lalu, saya datang ke kelas Flexibity yang dipimpin oleh salah seorang teman kuliah saya, yang sudah hampir 10 tahun ini memang mendedikasikan dirinya di tempat gym saya. Bertahun-tahun kami nggak bertemu, saya deg-degan karena ingin bertemu dengannya sekaligus khawatir ia tidak mengingat saya hehe. Dan ternyata dia ingat!

Kelas pertama begitu menyenangkan walau saya nggak basah kuyup karena keringetan. Sehari sesudahnya, badan saya terasa seperti digiles truk. Perut dan paha sangat pegel-pegel dan sakit. Kalau saya bersin, wah lumayan berasa tuh di perut.

Dua hari kemudian, saya tetap hajar bleh ke gym - walaupun badan masih sakit-sakit sedikit. Kali ini saya datang ke kelas Zumba, yang ternyata seru banget!

Dua kali ikut kelas di gym langganan saya, saya mendapatkan begitu banyak energi dan semangat!

***

Walaupun selalu capek dan ngantuk selesai nge-gym, setiap pagi saya jadi punya energi, semangat dan keinginan agar memiliki tubuh yang lebih sehat, kuat dan bugar. Keinginan saya sangat besar, lho. Saya selalu berharap bisa memiliki habit ini sampai tua nanti.

Dengan rutin olahraga, saya jadi lebih bisa menghargai tubuh saya. Saya juga merasa lebih banyak energi karena sekarang saya bisa me-time, yang akhirnya jadi sangat refreshing bagi saya.

Setiap habis berolahraga, baterai tubuh saya seperti terisi kembali. Tidur saya lebih nyenyak, badan lebih enteng dan perut juga lebih kempes. Energi untuk menulis dan melakukan aktivitas yang sesuai dengan passion saya juga terasa lebih menyenangkan. Wajah saya juga terlihat lebih segar, kulit juga lebih terjaga kelembabannya. Saya juga lebih memilih makanan yang masuk ke tubuh saya supaya menjadi sumber energi dan nutrisi yang baik.

Kini saya sudah hampir satu bulan rajin olahraga lagi, perubahan yang cukup signifikan adalah mood yang lebih stabil jika rutin berolahraga. Sudah lumayan jarang bad mood tanpa alasan. Semoga saya akan rajin olahraga tua sampai tua nanti, dan semoga kalian juga terinspirasi untuk berolahraga ya! :)

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

Sunday, August 28, 2016

MY FINANCIAL JOURNEY #3

Siapa yang sebelum tengah bulan tapi gajinya sudah habis terpakai? Ayo, angkat tangan! Hehehe tenang aja, saya juga gitu kok. Tapi itu dulu! Sekarang sih nggak mau deh sampai bokek-bokek lagi.

Hampir sepuluh tahun sudah saya menjalani hari-hari sebagai freelancer atau pekerja lepas. Saya bekerja dengan passion dan dapat mengatur jadwal saya sendiri. Bahkan ketika menjadi seorang ibu, saya benar-benar kerja di rumah sambil mengurus Aura Suri dan suami. Saya hanya bekerja 3-4 jam dalam sehari setelah memiliki anak, akhir pekan pun terkadang saya masih tetap bekerja. Walaupun pekerjaan saya rasanya seperti main-main, jalan-jalan dan senang-senang, itu pun karena saya sangat menyukai pekerjaan saya.

Selain bisa 'suka-suka' ngatur jadwal, pemasukan saya juga 'suka-suka' alias tidak ada pemasukan tetap per bulan. Ada bulan-bulan tertentu bisa nggak ada pemasukan sama sekali, ada bulan-bulan dimana pemasukan bisa masuk berlipat ganda hingga 2-3x lipat.

Sejauh ini kehidupan sebagai pekerja lepas SANGAT menyenangkan, saya nggak akan berhenti bersyukur akan hal tersebut. Hari demi hari, tahun demi tahun, tanpa sadar Alam Semesta mengajarkan saya tentang managemen keuangan dan mempertemukan saya dengan financial planner saya tahun lalu. Untuk cerita lengkapnya bisa baca part #1 dan part #2 ya :)

Ketika saya dan suami setuju menggunakan jasa financial planner selama 1 tahun, 6 bulan pertama berjalan begitu penuh suka duka. Berat? Iya. Kesel karena petty cash jadi pas-pasan? Iya. Sedih karena nggak bisa belanja? Iya.

Tapi.. Lama kelamaan saya merasa jauh lebih tenang, aman, bahagia karena dengan perjuangan dan perjalanan saya menuju kebebasan finansial pun mulai cerah. Saya jadi punya uang tabungan untuk macam-macam, bahkan saya punya uang liburan yang bisa saya pakai kapan pun saya mau.

Dibanding macet-macetan keluar rumah, saya lebih suka menonton film lewat aplikasi berbayar saat akhir pekan.


Jika dulu saya bisa menghabiskan seluruh pendapatan saya di pusat perbelanjaan dalam waktu 2 jam, sekarang jika ingin membeli sesuatu yang harganya IDR 100.000,- saja saya mikir panjangggggg banget. Butuh apa engga, butuh nggak? Beneran suka banget nggak? Akhirnya setiap akhir bulan baru deh saya beli sesuatu yang saya butuhkan.

***

Pendapatan harus bisa menutupi semua kebutuhan primer, ingat ya, kebutuhan primer loh bukan kebutuhan sekunder hihihi.

Alhasil, setelah gajian saya biasanya irit-irit. Bahkan kalau weekend jarang pergi ke pusat perbelanjaan. Eh, kalau kalian sering liat saya di mall, mungkin saya habis pulang dari gym. Intinya, sebisa mungkin irit, pakai uang secukupnya dan seperlunya saja.

Gajian? Katanya freelancer, tapi kok gajian?
Justru karena pendapatan saya yang tidak tetap, akhirnya saya menggaji diri saya sendiri. Dari semua pendapatan tiap bulan disimpan, baru digunakan setiap awal bulan tepatnya setiap tanggal 1. Dengan sistem gajian ini, saya dan juga suami justru jauh lebih bisa mengontrol diri. Nggak ada lagi tuh foya-foya habis gajian, atau benar-benar bokek saat tanggal tua. Semua pengeluaran juga sudah ada di pos masing-masing, asal disiplin, kami nggak pernah kekurangan dalam segi kebutuhan.

Read more: Time Management Tips for Work-at-Home Moms

Berikut adalah poin-poin yang saya pelajari dan alami dalam 3 bulan terakhir:
  • Saat semua orang menikmati pendapatannya saat baru gajian, saya membiasakan diri untuk lebih irit dan lebih memilih jika harus mengeluarkan uang untuk gaya hidup. Contoh #1:  memasak di rumah saat akhir pekan, tidak perlu ke restoran. Contoh #2: Nggak perlu beli baju baru, karena baju yang lama juga masih banyak.
  • Bisa dibilang, gaya hidup juga harus disesuaikan agar bisa memiliki kebebasan finansial. Sesuaikan dengan kemampuanmu, jangan terlalu terbuai dengan hal-hal tersebut.
  • Untuk makanan sehari-hari, saya memilih katering supaya di rumah selalu ada makanan dan menahan saya untuk pesan makanan dari luar. Bagi saya, katering jauh lebih irit waktu dan pengeluaran dibanding memasak. Untuk buah-buahan dan sayuran segar, saya tetap berbelanja setiap minggu di pasar/tukang buah.
  • Menabung adalah prioritas utama, bukan pilihan. Untuk hal lainnya, biasanya saya menggunakan uang-uang yang tersisa atau yang kelebihan dalam satu bulan. 
  • Untuk pekerja lepas seperti saya, lebih efektif dan praktis jika menjadwalkan satu hari khusus untuk meeting di luar rumah. Biasanya saya memilih satu lokasi untuk 2-3x meeting di tengah kota. Kalau dihitung-hitung dengan biaya transportasi seperti bensin dan parkir, jauh lebih praktis dibandingkan meeting setiap hari. 
  • Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Irit setelah gajian, justru bikin kita lebih tenang dan bahagia di tanggal tua!
  • Jika punya uang yang tersisa dari pos-pos pengeluaran, saya bisa membelanjakannya atau menabungnya lagi untuk liburan. Menyenangkan sekali karena saya bisa belajar melalui proses yang cukup panjang, dan akhirnya bisa puas dengan pengalaman sendiri.
Saya tidak punya latar belakang keuangan, managemen dan sebagainya. Saya juga bukan orang yang paling ahli dalam keuangan, asuransi dan sebagainya. Tapi lewat tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman, inspirasi dan motivasi selama perjalanan saya menuju kebebasan finansial. Saya yakin tulisan ini akan berguna untuk orang lain.

Buat teman-teman yang lain, apa ada update terbaru untuk memperbaiki finansial pribadimu atau keluarga? Sharing is caring! Thanks for reading :)

Read more: Downsizing My Wardrobe

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

Friday, August 26, 2016

WEEKLY JOURNAL #14

Kalau biasanya saya menulis blog atau tulisan apa pun hampir selalu di meja kerja, kali ini saya lagi rebahan di sofa sambil menemani Aura ngeberantakin living room. Sebentar-sebentar laptop saya ikut dipencet-pencet, hihihi.

Siang ini saya tepar. Lemas banget. Saya mulai bersin-bersin sekitar pukul 14.00. Maunya sih tidur, tapi Aura lagi aktif banget jam-jam segini.

Minggu ini cukup hectic untuk seorang ibu seperti saya, yang sebenarnya lebih sering menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah untuk beraktivitas. Awal minggu ini saya disibukkan dengan beberapa proyek besar, Alhamdulillah dikasih kepercayaan untuk mengerjakan proyek ini.

Lalu ada sesi pemotretan untuk majalah Femina di Hotel Shangri-La bersama Aura Suri. Kebetulan hari itu suami bisa nemenin karena saya dan Aura juga udah mulai kurang enak badan.



Oh ya, saya bukannya sakit-sakitan sih, tapi hampir selalu drop setiap menstruasi datang. Nah, itu namanya sakit-sakitan bukan? Hehehe

Aura sempat demam dan mulai meler sehari sebelum pemotretan. Saya mulai khawatir, takut demamnya berlanjut. Tapi ternyata ia terlihat lebih fit esok harinya. Setelah pemotretan, badan rasanya remuk. Mungkin karena kondisi yang kurang fit, plus harus menghibur Aura yang lagi lumayan cranky. Untung kami sempat pulang sebelum jam pulang kantor, supaya bisa istirahat dan tidur cepat di rumah.



Besoknya saya harus menitipkan Aura Suri seharian karena ada acara intimate gathering yang diadakan Dove di Lewis & Carroll. Untung lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, jadi saya agak tenang. Walaupun was-was karena saya harus menitipkannya sekitar 4-5 jam di rumah ibu saya, takut Aura rewel dan ibu saya kecapekan jagain Aura.

Nggak taunyaaaa.. Aura anteng banget. Alhamdulillah. Ibu saya juga senang dititipin Aura. Selesai acara intimate gathering, saya langsung buru-buru pesan Go-Jek supaya bisa pulang mengarungi kemacetan. Benar kan, di Pondok Indah padat banget. Padahal baru jam 16.00 sore. Ntah memang biasanya selalu begini atau saya yang nggak pernah keluar rumah?

Enam jam (ternyata 6 jam!) menitipkan Aura Suri dengan ibu saya, rasanya kangen sekali. Rasa bete karena kemarin Aura cranky parah dan rasa capek saya hilang begitu saja ketika Aura menyambut saya dengan senyum jahilnya.


Walaupun capek banget, kemarin rasanya puas dan senang banget. Acara intimate gathering yang saya tunggu-tunggu berjalan lancar dan menyenangkan. Lewat intimate gathering kemarin, saya dan beberapa teman lainnya saling sharing soal kehidupan pribadi, keluarga, passion kami hingga masalah sehari-hari kami. Nggak jarang kami saling tertawa dan bercanda satu sama lain, karena keunikkan cerita, pengalaman dan karakter masing-masing.


Saya juga senang banget karena bisa bertemu dengan teman-teman baru, apalagi biasanya cuma bisa mengamati mereka lewat media sosial aja. Kemarin ketemu beneran tuh rasanya senang banget hihihi.


Akhir pekan ini saya, suami dan Aura akan staycation di sebuah hotel di Jakarta. Saya nggak sabar untuk merasakan suasana baru, yaitu menikmati satu malam di Jakarta tapi nggak di rumah hehe. Nggak sabar besok! Semoga badan saya kembali fit seperti biasanya. Happy weekend!

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

Thursday, August 25, 2016

DECLUTTERING | SKINCARE ETC

Kemarin, saya baru saja membuang produk-produk kecantikan saya yang sudah kadaluarsa dan mengoper sebagian produk yang masih baru ke teman-teman saya. Gila deh, banyak banget produk yang kemasannya saya buka, dicoba 1-2x, habis itu nggak saya pakai lagi karena kelupaan.

Seringkali saya senewen dan stres sendiri melihat tumpukan produk kecantikan yang saya miliki, seakan-akan produk tersebut menghantui saya untuk minta direview atau dicoba.

Akhirnya kemarin saya pasang mindset harus-tega-buang-barang, apalagi dengan produk makeup atau skincare yang udah dipakai 1-2 tahun terakhir. Karena memang masa efektif dari produk skincare itu sekitar 6 bulan. Lebih dari itu, bukan hanya jadi sarang kuman dan bakteri tapi juga karena active ingredients atau bahan aktif dalam produk tersebut juga udah nggak sebagus ketika kita baru membuka kemasannya.

Selain jadi bagian dari decluttering alias beres-beres rumah, saya juga ingin meminimalisasikan produk perawatan wajah dan tubuh saya supaya semuanya terpakai dan nggak ada yang mubazir. Saya berjanji untuk tidak membeli produk-produk perawatan tubuh dan menantang diri sendiri untuk menghabiskan semua produk yang saya miliki sekarang. Semoga saya bisa ya! Hihihi

Berikut produk-produk yang masih tersisa dan terpakai saat ini:


Beberapa beauty oils dan body oils favorit saya yang sedang digunakan saat ini. Di botol L'Occitane sebenarnya terisi produk Wangsa Jelita Almond Oil. Saya terlalu sayang membuang botol L'Occitane ini karena kemasannya yang sangat cantik.



Foto di bawah ini menunjukkan seluruh sisa skincare saya yang belum kadaluarsa. Yang sudah berusia lebih dari 1,5 tahun, berakhir di tong sampah (hiks!). Sedih banget sih, ngebayangin buang-buang SK-II, Menard dan lain-lain. Tapi lebih baik dibuang dari pada jadi sarang bakteri di wajah saya.


Dulu saya paling hobi beli sabun mandi setiap pergi ke supermarket. Di kamar mandi bisa tersedia 5-7 sabun mandi yang berbeda supaya bisa digunakan secara bergantian. Sekarang? Duh, penuh ya kalau kebanyakan!


Di foto atas hanya tersisa sebagian sabun, shampoo dan conditioner yang belum habis. Target selanjutnya: menghabiskan semua produk di atas, baru beli lagi yang baru.

Sebetulnya masih ada beberapa barang yang tercecer di makeup pouch, gym bag dan kamar mandi di ruang kerja. Selain produk-produk di atas, saya tidak lagi menyimpan stok lebih untuk shampoo, sabun, odol, sikat gigi, dll supaya rumah tetap rapi dan barang tidak menumpuk. Toh, sekarang udah gampang banget kalau kehabisan barang. Tinggal pesan Go-Jek atau Happy Fresh aja, kan? :)

Kapan terakhir kali kamu beres-beres dan 'tega' membuang barang? Hihihi

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

Thursday, August 18, 2016

WEEKLY JOURNAL #13

Dua hari ini cukup mewah untuk saya. Bisa quality time dengan suami tanpa dikejar-kejar oleh waktu adalah hal yang jarang terjadi sejak kami berdua jadi orang tua. Saat libur hari kemerdekaan kemarin, kami menghabiskan waktu seharian di rumah. Tadinya sih mau ketemu mertua dan ipar saya, tapi ntah kenapa akhirnya rencana kami diundur.

DAY #1

Menjelang maghrib, suami tiba-tiba beride ngajak saya dan Aura Suri jalan-jalan.

“Jalan aja dulu yuk. Baru nanti pikirin mau kemana.”

Tanpa pikir panjang saya langsung mengiyakan dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

Akhirnya Abenk melontarkan idenya sebelum kami keluar dari kamar tidur kami, “Ke AEON yuk! Kamu tau kan jalannya?”

***

Selama di perjalanan, Abenk sempat merekam dirinya dengan kamera poketnya untuk materi vlog. Sedangkan saya menyusui Aura di kursi belakang. Dalam perjalanan, tiba-tiba hujan besar sekali di daerah tol Bintaro.

Jreng jreng!

Kami bertiga nggak ada yang bawa baju hangat, malah Aura lagi pakai celana pendek hahaha. Hujan yang menguyur Jakarta malam itu, membuat perjalanan kami makin seru.

15 menit sebelum kami sampai di AEON, Aura tertidur. Untung kami bawa stroller di mobil.

Kami smpai di AEON sekitar pukul 19.30 dan ternyata masih ramai sekali. Parkiran mobil masih penuh. Di beberapa titik masih terlihat mobil-mobil mengantri untuk masuk ke dalam mall. Kami naik ke parkiran paling atas, mendapat tempat parkir tanpa atap.

Coba-coba lensa baru.
Slurp! 
Pules banget tidurnya sepanjang makan malam.

AEON ternyata lebih ramah dari ekspektasi kami. Dari parkiran menuju mall, tersedia ramp untuk pengguna kursi roda dan keluarga yang membawa bayi. Kami berdua langsung norak karena baru pertama kali ke mall yang katanya selalu ramai ini.

Setelah berputar-putar mencari restoran mana yang nyaman untuk kami bertiga, akhirnya kami memilih Gyu-Kaku atas rekomendasi sahabat kami. Ternyata makan buffet alias all-you-can-eat (penting banget buat ibu menyusui super rakus seperti saya). Kebetulan saya kelaparan dan ‘lagi’ pengen makan banyak.

Selama makan malam, saya kira Aura Suri akan terbangun – karena Aura belum makan malam. Nggak taunya, Aura tidur pulas selama kami makan malam. Buat saya, menikmati makan malam tanpa harus diburu-buru itu adalah momen yang jarang sekali.



DAY #2

Hari ini terasa lambat dan tenang sekali. Saya memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah saja.

Pagi ini saya terbangun lebih siang dari biasanya. Ah, pasti gara-gara kemarin pergi ke AEON dan sampai rumah sudah pukul 23.30. Sangat malam bagi ukuran saya saat ini, mungkin dalam 1 tahun terakhir saya bisa menghitung pakai jari berapa kali saya pulang larut malam sekali.

Saya berencana ikut kelas Yin Yoga pukul 6.30 pagi. Kenyataannya, saya kebablasan tidur.

Walaupun pukul 8 masih tergolong pagi, tapi bagi saya pukul 8 termasuk agak siang karena biasa Aura bangun sekitar pukul 6 setiap pagi.

Sebelum saya terbangun, Aura pasti sudah duduk disamping saya sambil ngoceh-ngoceh atau nyanyi. Biasanya 10-15 menit kemudian saya baru terbangun, ntah karena Aura terlalu berisik atau memang saya kebangun saja.

Hampir setiap pagi saya mengajak Aura jalan pagi keliling kompleks. Menikmati hangatnya matahari pagi, segarnya udara pagi, nyanyian burung-burung, menengok anjing tetangga dan menyapa tetangga lain yang sedang jalan pagi.

Tapi pagi ini, dua rencana saya gagal: nggak jalan pagi dan nggak jadi ikut kelas Yin Yoga.

Sambil mengulat, saya menengok ke arah jam dinding abu-abu yang berada di sebelah kanan saya. Jarumnya menunjukkan pukul 8.05, lalu saya bergegas mengajak Aura ke kamar mandi.

***

Sekitar pukul 11.00, Aura tidur lagi. Lumayan, saya bisa menyempatkan untuk buka e-mail dan menulis sedikit.

Siang tak terasa, tiba-tiba sore sudah tiba. Sahabat saya, Anya, mengabarkan kalau ia ingin mampir ke rumah. Sebelum Anya datang, saya menyempatkan diri untuk Zumba dulu dengan bermodalkan YouTube supaya malam ini saya nggak perlu pergi ke gym.

Kurang lebih 40 menit mengikuti gerakan di layar televisi, tubuh saya terasa basah kuyup. Keringat bercucuran. Selesai pendinginan, nggak lama Anya dan Sada datang.

Saya sempetin 5 menit untuk mandi, mumpung ada Anya yang bisa jagain Aura sebentar. Badan rasanya fresh banget selesai mandi, dan baru kerasa beberapa hari ini perutku berasa lebih kempes setelah mulai rutin olahraga.

Malamnya, Aura sudah masuk kamar dan tidur pukul 19.00. Tumben cepet banget. lebih ‘tumben’nya lagi, Aura terbangun pukul 21.00 dan hanya mimik sebentar saja.


Ntah kenapa, dua hari ini saya seperti dikasih sinyal oleh Aura supaya bisa me-time dan quality time dengan suami. Alhasil pukul 21.30, saya turun lagi ke dapur untuk menyajikan suami sepiring buah potong. Saya baru ingat kalau suami lagi malas makan berat malam ini. Semalas-malasnya saya makan, saya harus tetap makan karena kalau nggak makan, ASI-nya berasa banget nggak ada.

Saya menengok isi kulikas dan mendaptkan bahan-bahan makanan yang masih tersisa dari kemarin, akhirnya saya kepikiran membuat salah satu comfort food ala saya yaitu Macaroni & Cheese.

Saya sengaja menggunakan pasta yang bentuknya mobil, gurita, bulan, yang saya beli untuk Aura untuk makan malam saya. Selain gemesin, saya juga senang kalau bisa menikmati comfort food sambil bernostalgia dengan kenangan masa kecil saya.

Ternyata, makan malam saya sangat sukses! Saya sedikit bersantai dengan diri sendiri dengan cara menikmati dinner saya di living room, sambil nonton The Dark Knight. Hal ini jarang saya lakukan karena ingin membiasakan diri untuk mindful eating, tapi kali ini saya ingin lebih santai.

Bahkan saya memilih sendok plastik untuk anak-anak yang saya beli dari IKEA untuk menyantap Mac & Cheese. Suapan demi suapan, saya nikmati dengan perlahan. Sesekali saya merasa makanan yang sedang melting di mulut saya rasanya ‘mewah’ sekali, seperti makanan saya waktu kecil dulu.

Puas banget. selesai makan, saya memejamkan mata seesaat sambil menyenderkan tubuh di antara bantalan sofa.

Sejenak terasa nikmat sekali momen-momen seperti ini. Seakan-akan momen ini akan hilang, saya merasa ingin menikmatinya dengan perlahan sambil tersenyum dan rasanya ingin sekali memeluk diri sendiri.

Sebelum naik ke kamar tidur untuk istirahat, saya mengambil jurnal saya di kamar kerja. Jurnal saya adalah tempat curahan hati saya sehari-hari, seperti yang saya praktekkan sesuai dengan buku Julia Cameron.

Saya duduk di sofa yang ada di kamar saya, mulai menulis apa yang terjadi pada dua hari ini.

Kata demi kata.

Kalimat demi kalimat.

Baris demi baris, terukir jujur di atas kertas.

Sambil terlarut dalam curahan hati yang saya tuang kan dalam buku jurnal ini, saya tersenyum sambil memandangi sekliling kamar saya. Lalu saya melihat ke arah Aura Suri.

Ia sedang tertidur manis, mulutnya sedikit terbuka seakan-akan memberi tanda bahwa ia sedang tidur lelap sekali. Bibir kecilnya yang merah muda terlihat lucu. Melihat Aura tidur, pasti saya selalu tersenyum dan hati terasa lebih tenang.

Dua hari ini, berjalan sangat manis. Menghabiskan dan menikmati waktu dengan diri sendiri dan orang terkasih.

Simple and real happiness.

Malam ini ditutup dengan manis. Saya merasa puas, bahagia, lega dan juga damai. Setiap orang memang memiliki kebahagiaannya masing-masing. Tak perlu mengandalkan orang lain, tapi kita bisa menemukannya di dalam diri kita sendiri.

Note to myself: Find your inner happiness. Live in the moment.

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

Saturday, August 13, 2016

PERSONAL STYLE: FAVORITE PIECE + UPDATES

Sejak mengurangi jumlah pakaian dan isi lemari pakaian, saya sangat selektif memilih baju, celana dan sepatu yang mau disimpan dan mana yang tidak disimpan. Hampir 3 bulan saya pindah ke rumah baru, tapi sampai sekarang saya dan suami belum memiliki lemari pakaian.

Alasannya karena membuat lemari pakaian dengan ukuran kamar kami biayanya cukup mahal, jadi kami masih menabung sambil mencari desain lemari pakaian yang kami inginkan. Dan kami nyaman sekali dengan pakaian kami yang secukupnya seperti sekarang! :D

Dua minggu terakhir ini, saya punya beberapa potong pakaian favorit yang selalu saya pakai berulang-ulang. Salah satunya adalah blouse dan cropped pants warna khaki dari Eloise. Bahkan saya sampai memesan cropped pants yang sama, hanya saja berbeda warna hihihi.



Cropped pants ini sangat nyaman dipakai untuk sehari-hari, terutama untuk pribadi yang aktif seperti saya. Kebetulan saya jarang nemu celana yang nyaman dan bahannya dingin, jadi sekalinya nemu yang cocok, saya merasa worth it untuk memiliki dua pieces dengan warna yang berbeda.


Selain itu, saya juga memiliki item favorit dari Impromptu berupa pompom culotte pants. Aura Suri selalu gemes sama pompom-nya dan megangin terus kalau saya pakai celana ini hehe. Produk ini merupakan salah satu koleksi kampanye Love is a Four Legged World, dimana 25% dari hasil penjualannya akan disumbangkan ke Animal Defender Indonesia.

*

Bulan Agustus ini, saya juga berkolaborasi dengan Cotton Ink untuk #cottonink17for17. Nanti saya akan update lagi tentang kolaborasi ini. Have a great weekend!

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

Friday, August 12, 2016

CERITA SORE #8 | BLESSED

Semalam saya dan suami saling berbagi cerita sebelum kami tertidur. Hal ini sudah lama sekali tidak kami lakukan, berhubung saya sering ketiduran sambil ngelonin Aura Suri dan suami tidur lebih larut karena harus mengerjakan hal lain.

Enam bulan terakhir, ritme hidup kami sedikit berubah. Suami yang tadinya mengisi waktu dengan melukis, menulis lagu dan pergi keluar rumah untuk meeting dan sebagainya, lebih banyak di rumah karena ia fokus mengerjakan thesis. Saya jarang banget bisa minta ditemani pergi seharian dan saya memaklumi – kalau minta ditemenin terus mah bisa nggak kelar-kelar thesisnya.

Untungnya suami masih beraktivitas di rumah. Masih bisa bergantian menjaga dan mengurus Aura Suri.

Saya cukup lega karena Abenk sebentar lagi akan menyelesaikan thesisnya, kami bisa pergi liburan dan mengerjakan hal yang kami suka bersama-sama.

Saya kangen dengan karya-karyanya yang berupa doodles dan painting – apalagi kami sedang mengisi rumah. Saya nggak sabar untuk mempigurakan karya-karyanya di rumah kami.

Sejak kami pindah ke Casa Maitreya, saya dan Abenk sama-sama menyadari satu hal. Pertama, rejeki itu bukan melulu soal materi. Kedua, kami adalah sangat menghargai proses, bukan hasil. Kami sudah menyadari hal ini sejak lama, tapi kami baru membahas hal ini lagi semalam.

Ntah kenapa, hal-hal yang membuat saya bahagia bukan lagi membeli atau memiliki sesuatu. Bukan lagi menghambur-hamburkan uang. Bukan lagi karena ingin dipandang orang. Bukan lagi soal status atau jabatan.

Saya bersyukur selalu dicukupi, selalu dikeliling orang-orang yang baik dan menyanyangi saya apa adanya. Saya bersyukur jika diberi rintangan dan cobaan, karena hal tersebut membuat saya menjadi manusia yang lebih kuat.

Rasanya indah dan lega sekali jika bisa menjalani hari-hari dengan penuh rasa damai dan bahagia. Tidak selalu memikirkan hal-hal yang materialis, tidak selalu memusingkan hal-hal yang terkadang tidak terlalu penting. Terima kasih, Allah.

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

Tuesday, August 9, 2016

BABY-LED WEANING EXPERIENCE

Hello! Berhubung banyak yang minta saya menulis pengalaman tentang baby-led weaning akhirnya saya tulis juga. Pertama, sejujurnya saya nggak tau harus memulai sharing ini dari mana karena Aura Suri bisa makan sendiri itu atas dasar kemauannya – bukan diajarin saya atau siapapun. Kedua, saya bukan parenting expert! Hehe tapi saya tetap mau berbagi siapa tau cerita saya akan berguna untuk orang lain, semoga tulisan ini berguna ya :)

Jadi awalnya..

Sebelum Aura Suri masuk ke tahap MPASI (Makanan Pendukung Air Susu Ibu) saya banyak browsing soal spoon feeding dan baby-led weaning. Tentunya, baby-led weaning jauh lebih menarik di mata saya karena metode ini adalah sesuatu yang baru bagi saya. Sebuah ide/metode dimana anak belajar makan sendiri sekaligus melatih motorik dan sensoriknya, eksplorasi makanan, selain itu banyak yang menulis kalau anak baby-led weaning bisa mencegah obesitas.

Saya juga membaca artikel dan tips yang bagus soal baby-led weaning di Babyloania, lengkapnya bisa dibaca disini.



Saya mencari tau banyak sekali informasi dan membaca pengalaman para ibu yang menggunakan metode baby-led weaning. Saya pun mulai sounding ke suami soal baby-led weaning, berharap mendapat dukungan sekaligus supaya suami nggak kaget nanti hehe. Suami pun tertarik setelah mendengar saya ingin Aura Suri menjalani metode baby-led weaning. Kami juga berharap metode ini dapat mengajarkan anak untuk lebih mandiri.

Satu minggu sebelum Aura Suri genap 6 bulan, saya berubah pikiran lagi untuk balik ke spoon feeding dan puree mengingat kekhawatiran kalau nanti pencernaan Aura Suri ‘kaget’ dan takut tersedak jika diberi makanan yang utuh. Akhirnya makanan pertama Aura Suri adalah puree alpukat.

***
Dua Minggu Pertama – Usia 6 bulan



Kalau banyak ibu-ibu yang suka stres anaknya nggak mau makan, sekarang saya udah ngerti rasanya. Dua minggu pertama Aura Suri mulai makan, saya stress berat. Dari yang excited banget untuk nyiapin makanan Aura Suri, sampai akhirnya saya sempat malas-malasan untuk menyiapkan makanan.

Hari pertama Aura Suri mulai makan, nggak ada perasaan bangga atau bahagia. Mood saya jadi drop banget karena selama disuapi Aura malah rewel. Mood-nya kurang bagus, setiap saya ingin menyuapi selalu tidak berhasil.

Begitu pula seterusnya. Setiap saya dan suami berusaha menyuapi Aura Suri dengan sendok, ia malah berusaha menggapai, menarik dan menepis sendok. Ujung-ujungnya saya dan Aura malah jadi bad mood, padahal segala cara sudah kami coba agar Aura mau membuka mulutnya untuk makan.

Begitu saya berhasil menyuapi Aura, Aura terlihat tidak bisa menelan purée. Beberapa kali seperti ingin tersedak atau seperti ingin muntah, lama kelamaan ia mulai menutup mulutnya setiap saya mendekatkan sendok ke mulutnya.

Setiap kejadian seperti ini terjadi, saya jadi bete sendiri karena sudah capek-capek nyiapin makanan (waktu itu belum ada orang yang membantu sama sekali). Akhirnya purée-purée tersebut hanya berakhir di tong sampah.

S.A.Y.A.
S.T.R.E.S.
B.A.N.G.E.T!!!!

Saya benar-benar stress dan kebingungan. Dalam 2 minggu, cuma 1-2x Aura bisa menelan dan terlihat senang saat disuapi. Sisanya ia lebih banyak berontak dan rewel.

Saat itu saya dan Abenk hanya punya waktu 1 minggu untuk mencari solusi yang terbaik, karena kami mau traveling selama kurang lebih seminggu dengan Aura Suri ke Bali. Nah lho, gimana kalau disana ia nggak mau makan?

Sebelum pergi saya beli macam-macam purée siap makan yang dijual di supermarket beserta cemilan. Di rumah saya juga mulai memberikan buah potong agar Aura belajar makan. Alhamdulillah, selama traveling Aura justru nggak rewel. Setiap jam makan, saya menawarkan makanan-makanan yang utuh seperti pisang, papaya, roti gandum. Semakin hari malah semakin pintar dan lancar makannya. Aura terlihat menikmati saat ia bisa memegang makanannya sendiri, paling tidak ada beberapa suap yang bisa ia telan.

Lagi-lagi, purée siap makan yang saya bawa berakhir di tong sampah (karena udah coba disuapin tapi nggak berhasil). Sejak pulang dari Bali, saya nggak pernah lagi memberi Aura makanan bayi berupa purée  Setiap hari Aura makan dengan menu yang saya dan suami juga makan, hanya saja tanpa gula dan garam.

Read more: Our First Travel Experience with Aura Suri (6 Months Old)

***

Usia 9-10 Bulan

Drama pun berlanjut, Aura mulai menunjukkan tanda-tanda bosan dengan apa yang dia makan saat ia menginjak usia 9-10 bulan. Sebelumnya saya selalu kasih makanan yang dikukus atau direbus, ada beberapa yang juga saya olah tapi tanpa gula dan garam. Setiap jam makan, ia terlihat ogah-ogahan.. Makanan hanya dimain-mainin dan dibuang ke lantai.

Saya kebingungan sampai akhirnya saya curhat kesana-kesini, salah satunya dengan teman saya, Prisya. Masih jelas di kepala saya, waktu saya bertemu Prisya di kawinan seorang teman, anak pertama Prisya mengunyah beef wagyu yang disajikan oleh tamu-tamu undangan. Saya kaget setengah mati, nggak pernah liat anak bayi makan makanan seperti orang dewasa! Tangan dan mukanya belepotan, tapi ia terlihat sangat menikmati. Saya berulang-ulang tanya ke Prisya, “Pris, emang nggak apa-apa ya makan daging dimasak seperti itu (beef wagyu)?”

Prisya dengan tenang menjawab, “Nggak apa-apa kok”

Cemilan sore favorit Aura, anggur tanpa biji.
Hahaha saya masih ingat betul, kalau Prisya baca tulisan ini pasti dia juga inget ekspresi saya waktu itu. Kebetulan kedua putra dari Prisya menjalani metode baby-led weaning, jadi saya juga banyak tanya dengan Prisya. Tips supaya anak nggak gampang bosen dengan makanan yang disajikan, ibu harus pintar-pintar berkreasi dan gonta-ganti menu makanan.

Setelah Aura Suri berusia 10 bulan, saya lebih cuek dengan apa yang ia makan. Asal bukan yang terlalu banyak gula dan garam atau deep fried. Aura selalu makan apa yang saya makan. Saya pun jadi pilih-pilih makanan yang sehat supaya bisa dinikmati bersama Aura.

Akhirnya sampai sekarang, Aura suka makan. Semua mau dicoba dan dimakan. Kalau pergi-pergi saya cuma bawa cemilan buah dan biscuit. Selain itu, sejak usia 10 bulan Aura akhirnya bisa disuapi walaupun pakai tangan. Itu juga hanya sesekali saja, karena kebanyakan ia lebih memilih makan sendiri.

***

Usia 13-14 Bulan

Aura pertama kali makan chocolate cake saat ulang tahun pertamanya.

Aura mulai susah makan karena lebih memilih untuk belajar berdiri dan lebih tertarik dengan aktivitas yang lain (bermain, merangkak, memanjat, dll). Setiap duduk di high chair, Aura nggak betah dan kadang malah rewel. Kalau sudah rewel dan mood-nya kurang bagus, jadi susah makan dan ditutup terus mulutnya.

Aura sempat susah makan selama 2 minggu, hanya mau makan kentang dan buah saja. Akhirnya saya mencoba trik baru! Setiap jam makan, saya memangku Aura sambil mencoba makan. Aura akhirnya memilih makanan yang mau ia makan dari piring saya, setelah mulai makan, baru saya pindahkan Aura ke high chair.

Cara ini selalu berhasil dan akhirnya Aura melahap makanannya dengan banyak. Intinya, ia harus melihat saya makan apa, baru deh ia mau ‘ikut’ makan hihihi :)

Update 10/08/2016: Ternyata drama 'mogok makan'nya Aura ada penyebabnya, Aura sedang proses tumbuh 4 gigi geraham atas dan bawah. Sudah 4 hari terakhir, nafsu makannya kembali normal dan Aura tampak ceria seperti biasa! :)

Yahhhh habis deh Ma..




***

Setelah menjalani metode ini dan bertemu banyak orang yang amazed dengan cara makan Aura, saya menyadari beberapa hal yang saya terapkan dan berguna untuk Aura:

  • Beda anak, beda pintar. Setelah bertemu bayi-bayi seumuran Aura, saya semakin sadar bahwa setiap anak punya keunikan dan kepintaran masing-masing. Baby-led weaning bukan hanya metode yang dipilih oleh orang tua, tapi juga oleh anaknya sendiri. Jadi harus lihat-lihat kondisi sang anak juga, kira-kira sanggup nggak untuk makan sendiri. Saya baru ingat, sepanjang saya hamil saya selalu berbicara dengan Aura “Nanti kalau udah bisa makan, makan yang pintar ya nak.”
  • Kids eat what adults eat! Saya sangat suka dengan metode French Parenting, dimana tidak ada makanan yang spesifik untuk anak. Anak selalu makan apa yang dimakan orang tuanya. Banyak yang mengeluh, “Kan kalau makanan orang dewasa banyak gula atau garamnya.” Jangan salahkan makanannya, tapi rubah pola makanmu dengan pola makan sehat seimbang.
  • Makan bersama-sama keluarga di meja makan, bukan sambil menonton TV atau main gadget. Awalnya saya merasa nggak pernah melakukan sesuatu dengan mindful termasuk mindful eating. Sejak dua tahun menikah dengan suami, saya membuat peraturan untuk tidak makan sambil nonton TV atau main gadget. Hal ini jadi kebiasaan tersendiri, Aura kalau makan ya paling sibuk liatin sekelilingnya atau orang tua. Kalau sudah mulai rewel, biasanya kami bernyanyi atau bercanda agar suasana lebih rileks.
  • Buat suasana makan menjadi rutinitas yang hangat dan menyenangkan, bukan jadi pemaksaan. Saat Aura menolak untuk makan, saya nggak pernah memaksa. Tapi saya akan coba menawarinya makanan setelah 1 jam, biasanya kalau Aura lapar ia pasti minta makan.
  • Banyak yang bilang juga, saat fase oral dimana bayi suka memasukkan tangan jari atau mainan ke mulut adalah satu hal penentu anak bisa baby-led weaning atau tidak. Waktu Aura berusia 4-5 bulan ia mulai suka ngemut jempol dan ngempeng (saya nggak percaya kalo orang bilang ngemut jempol bikin gigi anak tonggos), saya gak pernah melarang karena ia sedang belajar self-soothing. Mainan-mainan juga sering masuk mulut, asal diawasi terus. Hal ini mungkin jadi berpengaruh ke cara makan Aura.
  • Kelebihan dari baby-led weaning: Anak jadi bisa eksplorasi makanan dari mulai warna, tekstur dan lain-lain. Anak jadi suka dan menikmati makanan dan waktu makan bersama keluarga. Selain itu nggak perlu repot masak karena bisa makan yang sama dengan orang tua. Anak juga bisa mengukur kapan ia ingin makan atau tidak. Saat kenyang, Aura juga menunjukkan tanda-tanda kenyang dengan cara memainkan makanannya dengan cara gerakan seperti melap meja atau membuang makanan ke lantai.
  • Banyak yang menulis bahwa kekurangannya adalah berantakan. Tapi menurut saya ini bukan kekurangan, malah bagian dari proses baby-led weaning itu sendiri. Kalau nggak berantakan, nggak seru! Siap-siap mengabadikan kelakuan si kecil saat makan, belepotan, bahkan saat ia melempar-melempar makanannya itu . Buat yang takut kalau anak nanti gagging dan choking, selama ini Aura nggak pernah yang kesedak yang parah banget. Pokoknya saat makan harus selalu diawasi.

Kesimpulannya, beda anak juga beda pintarnya. Lihat kondisi ibu dan anak, nggak perlu strict atau ngotot dengan metode tertentu. Banyak teman-teman saya yang menggunakan kombinasi antara metode konvensional dan baby-led weaning, yang penting anak menikmati saat makan.



Semoga tulisan dan video di atas ini berguna dan menginspirasi ya! Kalau ada yang ingin bertanya silahkan langsung tinggalkan komen di bawah, thank you for reading!

Watch more: Parenting Q&A with Andra Alodita & Abenk Alter

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

Wednesday, August 3, 2016

MAKE OVER COMPLEXION SET #SETYOURBASE

Salah satu merek kosmetik lokal favorit saya baru saja merilis rangkaian Perfect Complexion Set pada bulan Juni lalu, sayangnya saya nggak bisa ikutan waktu acara launching-nya. Kali ini Make Over meluncurkan produk yang jadi favorit saya, mulai dari Ultra Cover Liquid Foundation, Perfect Cover Two Way Cake, Professional Highlight & Contour Palette dan Eye Brow Definition Kit.

Seluruh rangkaian Perfect Complexion Set ini diperuntukkan untuk riasan sehari-hari dan wanita yang ingin tampil effortlessly glowing. Semua produk dari rangkaian tersebut sudah saya coba dalam segala situasi (dari mulai indoor, outdoor, kondisi wajah berkeringat, dll) dan memang hasilnya sangat memuaskan.

Dari semua rangkaian produk Perfect Complexion Set saya paling menyukai Eye Brow Definition Kit karena saya sudah lama menunggu produk ini dari Make Over, yang bisa saya jajarkan dengan Anastasia Duo Brow Powder!

Eye Brow Definition Kit dilengkapi dua warna untuk merias alis, highlighter cream, mini angled brush, mini spoolie brush dan cermin di dalam kemasannya. Saya membawanya di makeup pouch saya untuk menggantikan Anastasia Brow Wiz. Hasilnya yang natural dan tahan lama membuat saya selalu mendapat pujian jika sedang menggunakannya.


Selain Eye Brow Definition Kit, saya juga sangat menyukai Professional Highlight & Contour Palette karena terdapat 8 warna yang bisa digunakan sehari-hari. Minusnya hanya tanpa cermin dan memang tidak praktis untuk dibawa-bawa, tapi secara keseluruhan palette ini wajib dimiliki apa lagi yang senang dandan seperti saya.

Professional Highlight & Contour Palette merupakan palet yang dapat memenuhi kebutuhan highlight, blush dan contour. Ada beberapa pilihan warna untuk highlighter dan contouring, sehingga bisa digunakan untuk warna kulit dari terang hingga gelap, maupun untuk nuansa riasan yang berbeda.



Kalau ditanya soal Ultra Cover Liquid Foundation dan Perfect Cover Two Way Cake, saya susah untuk menjelaskannya karena saya memakai dua produk ini sejak lama. Sejauh ini sangat cocok untuk kondisi kulit dan warna kulit saya, yang memang produk-produk Make Over diperuntukkan untuk kulit Asia. Mengandung jojoba oil dan vitamin E untuk menjaga kelembaban kulit dan antioksidan, plus SPF 15 untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Perfect!

Untuk teman-teman beauty enthusiast, produk Make Over apa yang bikin kalian penasaran dan belum sempat coba? Yuk sharing disini :)

Eyeshadow: Make Over Trivia Eye Shadow Indian Summer
Mascara: Benefit They're Real Mascara in Brown
Base: Make Over Perfect Cover Two Way Cake 08 Honey
Eyebrows: Eye Brow Definition Kit 
Blush: Professional Highlight & Contour Palette in HC 04

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg